Jakarta -- Pemilihan pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) selalu menjadi sorotan publik, terutama dalam menjaga integritas lembaga yang berperan penting dalam pemberantasan korupsi di Indonesia.
Tahun 2024 ini, seleksi calon pimpinan KPK kembali dilakukan, dan 4 jenderal polisi berhasil lolos seleksi tertulis dan siap bersaing dengan 36 calon lainnya.
Keempat jenderal ini adalah Komjen Ridwan Zulkarnain Panca Putra Simanjuntak, Komjen Setyo Budiyanto, Irjen Didik Agung Widjanarko, dan Irjen Djoko Poerwanto.
Artikel ini akan mengulas profil dan perjalanan karier yang menyertai keempat jenderal polisi ini.
Untuk diketahui, seleksi calon pimpinan KPK merupakan proses yang panjang dan ketat.
Pada tahap awal, Panitia Seleksi Anggota Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) mengumumkan sebanyak 36 orang peserta yang lolos tahapan tes kesehatan dari 50 peserta yang mengikuti tes tersebut.
Tes kesehatan yang dilakukan pada tanggal 5 dan 6 Agustus 2024 di Klinik Tribrata, Jakarta, ini mencakup pemeriksaan fisik, kesehatan jiwa, serta wawancara mengenai kondisi kesehatan peserta.
Ketua Pansel Kompolnas, Prof. Hermawan Sulistyo, menyatakan bahwa tim Kedokteran Pusdokkes Polri bertanggung jawab atas pelaksanaan tes kesehatan tersebut.
"Pusdokkes sudah sering melakukan tes kesehatan, baik untuk Kompolnas, KPK, dan lembaga-lembaga lainnya, sudah sering dengan kredibilitas profesional yang baik," ujar Hermawan di Kantor Kompolnas, Jakarta.
Setelah melewati tes kesehatan, para calon pimpinan KPK akan melanjutkan ke tahap asesmen untuk menilai kemampuan, integritas, hingga kualitas pribadi masing-masing.
Tahap asesmen ini dijadwalkan berlangsung pada tanggal 13 hingga 15 Agustus 2024 di TNCC Mabes Polri, Jakarta.
Berikut profil 4 jenderal polisi lolos seleksi calon pimpinan KPK 2024 :
1. Komjen Ridwan Zulkarnain Panca Putra Simanjuntak
Komjen Ridwan Zulkarnain Panca Putra Simanjuntak adalah salah satu jenderal polisi yang berhasil lolos seleksi tertulis calon pimpinan KPK.
Saat ini, Panca menjabat sebagai Sekretaris Utama Lembaga Ketahanan Nasional (Sestama Lemhannas) sejak September 2023.
Sebelumnya, Panca pernah menjabat sebagai Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Sumatra Utara.
Lahir di Balige, Tapanuli Utara, Sumatera Utara, pada tanggal 19 Januari 1969, Panca merupakan lulusan Akademi Kepolisian (Akpol) tahun 1990.
Sepanjang kariernya, Panca sudah menduduki berbagai jabatan strategis di Korps Bhayangkara, seperti Kapolres Banyumas, Kapolres Tegal, dan Wadirreskrimsus Polda Jawa Tengah.
Prestasi Panca di kepolisian semakin cemerlang setelah ia diangkat menjadi Wadirtipidum Bareskrim Polri pada tahun 2017 dan kemudian dipercaya sebagai Direktur Penyidikan KPK pada tahun 2018.
Setelah itu, Panca kembali ke Polri dan menjabat sebagai Kapolda Sulawesi Utara pada tahun 2020, sebelum akhirnya menjadi Kapolda Sumatera Utara pada tahun 2021.
Dengan pengalaman yang luas ini, Panca dianggap memiliki kapabilitas untuk memimpin KPK.
Panca tercatat memiliki total harta kekayaan senilai Rp8,6 miliar berdasarkan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) KPK yang dilaporkannya pada tanggal 30 Maret 2023 untuk periodik 2022.
2. Komjen Setyo Budiyanto
Komjen Pol. Drs. Setyo Budiyanto, yang saat ini menjabat sebagai Inspektur Jenderal (Irjen) Kementerian Pertanian RI, juga menjadi salah satu kandidat kuat dalam seleksi calon pimpinan KPK.
Sebelum menduduki jabatan tersebut, Setyo pernah menjabat sebagai Direktur Penyidikan KPK dan Kapolda Sulawesi Utara.
Lahir di Surabaya, Jawa Timur, pada tanggal 29 Juni 1967, Setyo merupakan lulusan Akpol tahun 1989.
Di Akpol, Setyo satu angkatan dengan Wakil Kepala Badan Siber dan Sandi Negara, Komjen Pol. Drs. Putu Jayan Danu Putra. Sepanjang kariernya, Setyo telah menempuh berbagai pendidikan kepolisian, seperti PTIK, SESPIM, dan SESPIMTI.
Karier Setyo di kepolisian sudah malang melintang di berbagai daerah, mulai dari Lampung, Papua, hingga Jakarta.
Setyo pernah menjabat sebagai Kapolres Teluk Wandawa, Kapolres Biak Numfor, dan Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Papua.
Pengalamannya dalam menangani kasus-kasus besar di KPK membuatnya dianggap sebagai salah satu calon yang kompeten untuk memimpin lembaga tersebut.
Berdasarkan LHKPN yang dilaporkannya pada tanggal 11 Mei 2023, Setyo tercatat memiliki total harta kekayaan senilai Rp7,9 miliar.
3. Irjen Didik Agung Widjanarko
Irjen Pol Didik Agung Widjanarko adalah Deputi Bidang Koordinasi dan Supervisi KPK sejak tahun 2022.
Sebelum menduduki jabatan tersebut, mantan Kasatreskrim Polrestabes Palembang ini pernah menjabat sebagai Kapolres Ambon dan Kabid Humas Polda Maluku.
Selama berkarier di KPK, Didik Agung jarang tersorot media, namun kiprahnya di wilayah hukum Polda Maluku sudah cukup dikenal.
Didik lahir di Jakarta pada tahun 1968 dan merupakan lulusan Akpol tahun 1991.
Karier Didik di kepolisian sudah berjalan cukup panjang, dan ia pernah menjabat sebagai Direktur Koordinasi dan Supervisi I KPK.
Pengalamannya dalam bidang supervisi dan koordinasi membuatnya dianggap sebagai salah satu kandidat yang berpotensi untuk memimpin KPK.
Didik tercatat memiliki harta kekayaan sebesar Rp3,28 miliar berdasarkan LHKPN yang dilaporkannya pada periode 2023.
Meski harta kekayaannya tidak sebesar calon lainnya, hal ini justru menjadi sorotan, mengingat posisi dan jabatannya yang strategis di KPK.
4. Irjen Djoko Poerwanto
Irjen Pol Drs. Djoko Poerwanto, yang saat ini menjabat sebagai Kapolda Kalimantan Tengah, adalah calon pimpinan KPK yang paling banyak menarik perhatian publik.
Lahir di Pekalongan, Jawa Tengah, pada tanggal 7 November 1967, Djoko adalah lulusan Akpol tahun 1989 dengan pengalaman panjang di bidang reserse.
Djoko pernah menjabat sebagai Kapolda Nusa Tenggara Barat sebelum akhirnya dipercaya untuk menjabat sebagai Kapolda Kalimantan Tengah pada tahun 2023.
Sebagai Kapolda Kalimantan Tengah, Djoko dikenal karena kepemimpinannya yang tegas dalam menangani berbagai kasus kriminal.
Namun, yang paling menarik perhatian publik adalah laporan harta kekayaan Djoko yang tercatat hanya sebesar Rp926 juta pada LHKPN KPK periode 31 Desember 2023.
Hal ini menjadikannya sebagai kapolda termiskin di antara kandidat lainnya.
Kendati demikian, Djoko tidak memiliki utang, dan hal ini memunculkan berbagai spekulasi di kalangan publik mengenai kejujuran dan integritasnya sebagai calon pimpinan KPK.
Menjadi pimpinan KPK adalah tugas yang berat dan penuh tanggung jawab.
Integritas, kemampuan, dan rekam jejak menjadi faktor utama dalam menentukan siapa yang layak untuk memimpin lembaga antirasuah ini.
Keempat jenderal polisi yang lolos seleksi awal ini memiliki latar belakang dan pengalaman yang berbeda-beda, namun semuanya dihadapkan pada tantangan yang sama dalam memberantas korupsi di Indonesia.
Publik berharap bahwa seleksi ini dapat menghasilkan pimpinan KPK yang tidak hanya kompeten, tetapi juga memiliki integritas yang tinggi dan bebas dari kepentingan politik.
Transparansi dan akuntabilitas dalam proses seleksi ini menjadi kunci agar KPK dapat terus menjalankan tugasnya dengan baik tanpa intervensi dari pihak manapun.
Selain itu, tantangan lain yang dihadapi adalah menjaga kepercayaan publik terhadap KPK.
Dalam beberapa tahun terakhir, kepercayaan publik terhadap KPK sempat menurun akibat berbagai kontroversi dan kasus yang melibatkan pejabat KPK.
Oleh karena itu, pimpinan KPK yang baru diharapkan mampu mengembalikan kepercayaan publik dan memastikan bahwa lembaga ini tetap menjadi garda terdepan dalam pemberantasan korupsi di Indonesia.
Seleksi calon pimpinan KPK tahun 2024 menjadi momentum penting dalam menentukan arah pemberantasan korupsi di Indonesia.
Keempat jenderal polisi yang lolos seleksi awal ini memiliki rekam jejak yang mumpuni di bidang kepolisian, namun publik masih menunggu apakah mereka mampu menjaga integritas dan bebas dari intervensi politik.
Sebagai lembaga yang diharapkan menjadi pilar dalam menjaga keadilan dan memberantas korupsi, KPK membutuhkan pimpinan yang kuat, tegas, dan berkomitmen penuh terhadap tugasnya.
Publik berharap bahwa pimpinan KPK yang baru mampu membawa perubahan positif dan mengembalikan kepercayaan masyarakat terhadap lembaga ini.
(Michael R L Mangaha)