TOMOHON -- Rabu (17/07/2024), Teka teki siapa tersangka pembunuh Diego Piyoh (23), warga Tumatangtang Satu yang ditemukan warga tewas mengenaskan dengan usus terburai akibat tusukan benda tajam, pada Senin Subuh (15/07-2024), sekitar pukul 04.00 wita, akhirnya berhasil diungkap Tim Resmob Polres Tomohon.
Hal ini dibenarkan Kapolres Tomohon, AKBP Lerry Tutu SIK MM, saat dikonfirmasi sejumlah wartawan di Polres Kota Tomohon. Menurutnya, dari hasil investigasi dan penyidikan yang dilakukan pihaknya, akhirnya Tim Resmob berhasil mengamankan 3 tersangka yang diduga terlibat dalam kejadian pembunuhan tersebut, dengan inisial, RP alias Risky (19), warga Paslaten 2, WM alias Aney (21), warga Matani 2 dan EP alias Eim (18) juga warga Matani 2.
“Ketiganya saat ini sudah diamankan tadi siang dan masih dalam tahap penyelidikan oleh tim penyidik,” pungkas Lerry.
Diketahui, saat ingin dikonfirmasi soal motif para tersangka melakukan penganiayaan sampai saat ini belum terungkap. Menurut Kapolres, hal ini nanti akan diungkap dalam press conference yang akan segera dilakukan pihaknya dalam waktu dekat.
Sementara itu, dari hasil penelusuran yang dilakukan media ini di lapangan, diperoleh informasi yang diduga menerangkan soal penyebab atau motif tiga tersangka melakukan penganiayaan yang mengakibatkan korban meninggal dunia.
Salah satu rekan kerja Diego yang menjadi korban dalam kejadian ini mengungkapkan, diduga korban dianiaya ketiga tersangka, akibat faktor salah paham soal penggunaan aplikasi Indrive, yang banyak digunakan masyarakat pada umumnya.
Diduga pada saat dini hari itu, pacar tersangka Eim memesan layanan antar jemput untuk pulang ke rumahnya melalui aplikasi indrive. Diego yang akhirnya menerima permintaan tersebut kemudian langsung menuju ke lokasi tempat penjemputan di area Matani tempat kejadian perkara.
“Saat dalam perjalanan, sebelum sampai di lokasi kejadian tiba tiba pesanan tersebut dibatalkan sang pemesan melalui aplikasi yang sama. Korban yang sudah sangat dekat lokasi pun menghubungi jika dirinya sudah sampai dekat area lokasi penjemputan, dan mempertanyakan kenapa pembatalan di cancel atau dibatalkan,” ungkap rekan korban yang meminta namanya tak di publish.
Lanjutnya, korban yang kemudian sudah di lokasi titik penjemputan kemudian turun dari kendaraan bermaksud menanyakan hal tersebut ke pihak pemesan indrive.
“Hanya saja, tekad baik korban yang hanya ingin bertanya disalah artikan tersangka Eim dan kedua rekannya hingga berujung kejadian tragis tersebut,” tuturnya
*(Michael R L Mangaha)*